Puisi Buddhist " Carilah itu "
Tangisan, kesakitan, darah, bau bangkai, KakiNya meninggalkan kursi emasnya, Perutnya yang mengering PenampakanNya sangat bercahaya Dengar kata-kata itu dengan bijak Indahnya Dhamma bukan untuk dikagumi
Kepala penuh pertanyaan dan rasa tak bahagia
terjawab ketika mata dan telinga
keluar dari perlindungan istana
kepedihan, dan kemiskinan nyata di bola mata.
Apa yang dicari?
Apa yang dimau?
Pertanyaan itu lama berkeliaran di kepala
dan akhirnya..
berjalan menapaki rerumputan basah dan
bebatuan panas yang melepuhkan kulit
kulitnya menghitam
Panas menghujam dan hujan membanjur saat meditasinya
Kejahatan mara merongrongNya
hingga jawaban didapat
"Aku adalah Yang Telah Tercerahkan Sempurna,
Sang Arahat, Sang Buddha,
Inilah Empat kebenaran Ariya."
Jadilah makhluk yang memiliki sedikit debu di mata
Nyanyian paritha bukan untuk penyejuk hati
Puitisnya Dhammapada bukan apresiasi seni
Bukan untuk kegebiraan Roda Dhamma
Tapi untuk penghentian selamanya
Tidak ada lagi penderitaan
Tidak ada lagi yang muncul dan lenyap
Carilah itu!
Puisi Buddhist " Carilah itu " Buddhist, Carilah, Puisi
0 komentar
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.